Monday, October 11, 2010

Hai Magazine review of Java Rocking Land gig


Sajama Cut : Lebih Dari Album Baru

Panggung JRL sukses terbuai dengan kombinasi lagu lama. 
( Penulis : Irvin Aldianto )
FOTO ; IRVIN ALDIANTO
Selepas Stereophonics mengguncang Intermusic Stage di hari kedua, Sabtu (9/10), kemarin, ada suguhan penutup yang nggak kalah asik. Bertempat di De Majors Stage, anak-anak Sajama Cut siap mengambil perhatian penonton basian dari Stereophonics.

Berhubung baru aja merilis album baru bertajuk Manimal , jelas lagu-lagu dari album itu lah yang banyak dibawakan. Sebut aja kayak Twice , dan Whores of The Orient . Segelintir penonton ada yang terlihat akrab dengan lagu-lagu baru ini. Mereka terlihat asik melantunkan bait demi bait liriknya. Tapi banyak juga yang masih asing dengan lagu baru tersebut, sehingga hanya menggoyangkan kepala mengikuti beat lagu, yang memang seru. ≈

Diatas panggung, para personil Sajama Cut tampil lumayan enerjik. Dengan output sound yang mantap, mereka tampil total menghibur penonton yang merangsek di barikade.
 Kredit khusus diberikan pada sang vokalis, Marcel Thee, yang tampil allout malam itu. Sambil bernyanyi, dia terlihat enerjik, dan berusaha mempertahankan kualitas vokalnya semaksimal mungkin. Sementara beberapa personil lainnya, seperti Randy (bas), tampil malu-malu di paruh awal set mereka. Mendekati penghujung set, barulah semua personilnya sukses tampil lepas.

 Penonton tentunya mengharapkan beberapa lagu lama, yang ikut mengangkat nama Sajama Cut di masa awal karirnya. Beruntung, penonton dimanjakan dengan hits kayak Fallen Japanese  dan Alibi . koor massal tercipta, penonton puas.

 Nggak cuma itu, salah satu hits terbesar yang dimiliki oleh Sajama Cut, yaitu Less Afraid , didaulat sebagai encore. Lagu keren yang sempat jadi soundtrack film Janji Joni itu pun menutup aksi Sajama Cut malam itu dengan sempurna. (Irvin)

Read More!

MTV Insomnia interview and performance


Sajama Cut On MTV Insomnia from vish on Vimeo. Read More!

The Jakarta Post article

Sajama Cut returns with ‘Manimal’

JAKARTA: After more than a five-year hiatus, the critically-acclaimed Jakarta-based indie rock band Sajama Cut returns with their third album, Manimal.
It took more than a year for the band to record their latest album in the band’s new studio, in between the band members’ hectic schedules of performing live and working office hours.
The new album, consisting of eight tracks with all lyrics sung in English, is a follow-up to the band’s critically-acclaimed sophomore record The Osaka Journal, which made it on the The Jakarta Post’s album of the decade list.
While The Osaka Journal is Sajama Cut’s honest take on R.E.M., Coldplay and Guided by Voices, Manimal takes a more baroque production, taking most of its cues from The Beach Boys’ genius Bryan Wilson as in the intricately-arranged first single Paintings/Pantings.
Speaking about the new artistic direction, lead singer Marcel Thee said in a statement that without the guts for experimenting, a band would cease to be an artistic institution.
Manimal is released by independent label The Bronze Medal Recording Company and distributed by Demajors. — JP

Source
Read More!

Tuesday, October 05, 2010

Inilah article

Sajama Cut Rilis Manimal
1

Band asal Jakarta, Sajama Cut, telah merilis album terbaru mereka yang berjudul "Manimal".
"Manimal" yang berisikan 8 lagu tersebut adalah album ketiga Sajama Cut, setelah "Apologia" (2002) dan "The Osaka Journals" (2005). Album The Osaka Journals sendiri sempat dinobatkan sebagai salah satu dari 5 "band terbaik dekade ini" versi The Jakarta Post.
Untuk merekam "Manimal" band yang terdiri dari Marcel Thee (vokal, gitar), Dion Panlima Reza (gitar); Andre Humala (kibord, synthetizer, perkusi); Randy Apriza Akbar (Bass); Hans Citra Patria (kibord, perkusi); dan Banu Satrio (drum), ini mengurung diri selama 1 tahun di studio milik mereka sendiri yang bernama Movement.
Album yang keluar 5 tahun setelah album terakhir Sajama Cut ini, sudah sangat dinanti-nantikan oleh para penggemar mereka yang mayoritas tumubuh bersama musik band ini.
Titel album ini sendiri diambil dari serial TV 80'an mengenai seorang pahlawan yang dapat mentransformasikan dirinya menjadi berbagai macam hewan untuk menghadapi musuh-musuhnya.
Menurut vokalis band, Marcel Thee, "Special Effects di serial itu begitu buruk, tapi juga sangat menghibur. Tidak ada makna khusus pemilihan judul tersebut, kecuali bahwa selama penulisan lagu dan produksi album ini, kami banyak menonton kopian seri tersebut untuk menghibur diri."
Ke-8 lagu di album ini pun menunjukan variasi musik tanpa batas yang selalu menjadi ciri khas Sajama Cut. Baik dari Folk, Rock, Sunshine & Baroque pop, Ambient, dan berbagai influence lainnya.
Menurut drummer Banu, "Kita tidak pernah mematok genre lagu kita itu apa. Kita lebih ingin memberikan kepada pendengar kebebasan untuk menyebut musik kita ini apa."
Marcel menambahkan bahwa, "Tanpa keberanian untuk bereksperimentasi, sebuah band akan mati dan stagnan sebagai suatu institusi seni."
Lirik lagu absurd dan berbahasa Inggris yang sudah menjadi Sajama Cut juga tetap dipertahankan. Bagi Sajama Cut, emosi yang dihasilkan dari bunyi hasil kombinasi berbagai kata tertentu lebih penting daripada arti harfiah kata-kata tersebut.
Basis Randy mengatakan, "Kita bukan tipe band yang menyanyikan topic pada umumnya. Yang terpenting adalah lirik-lirik tersebut menyentuh diri kita sendiri."
Dion menambahkan bahwa inspirasi-inspirasi didapatkan dari, "Faktor keluarga, masyarakat dan sampah masyarakat lainnya (selain saya). Semuanya mengalir dalam satu alur membentuk simulasi hidup yang ter ekstrak ke senar gitar gue."
Tanpa bergeming, Hans mengatakan, "Yang paling utama adalah kejujuran yang ingin dituangkan di dalam karya seni sehingga menjadikan orang lain merasakan hal serupa."


Read More!

Jawa Pos Network article





E-TAINMENT - MUSIK
Selasa, 05 Oktober 2010 , 18:41:00



Personel Sajama Cut.


JAKARTA - Band Sajama Cut mengumumkan album ketiganya bertajuk Manimal. Album band asal Jakarta itu berisi delapan lagu. Sebelumnya, Sajama Cut sudah meluncurkan album Apologia (2002) dan The Osaka Journals (2005). Selama setahun, personel Sajama Cut mengurung diri di studio selama proses perekaman album yang berkisah tentang pahlawan berlambang hewan itu.

Personel Sajama Cut yang terdiri dari Marcel Thee (vokal, gitar), Dion Panlima Reza (gitar), Andre Humala (kibord, synthetizer, perkusi), Randy Apriza Akbar (Bass), Hans Citra Patria (kibord, perkusi), dan Banu Satrio (drum), berusaha keras melahirkan album ketiganya di studio
Movement.

“Proses pembuatan album ini selama setahun. Semua personel mengurung diri di studio untuk melahirkan album ini. Mudah-mudahan harapan penggemar bisa terpenuhi," kata manajemen Sajama Cut, Rendy Alimudin kepada
JPNN, Selasa (5/10).

Dia mengatakan,
title album itu diambil dari serial TV 80’an, mengenai seorang pahlawan yang dapat mentransformasikan dirinya menjadi berbagai macam hewan untuk menghadapi musuh-musuhnya.

Vokalis Sajama Cut, Marcel Thee, menyebutkan, delapan lagu dalam album ini menunjukkan variasi musik. Ciri khas lagu-lagu Sajama Cut terdiri dari folk, rock, sunshine & baroque pop, ambient, dan pelbagai influence lainnya. “Kami tidak pernah mematok genre lagu. Kami lebih ingin memberi kebebasan kepada pendengar tentang jenis musik ini. Makanya, silahkan dengar lalu nikmati dan beri komentar,” ujar Rendy.


Sekadar diketahui, lagu-lagu
Manimal dilansir oleh The Bronze Medal Recording Company, dengan distribusi dari Demajors. Tracklist Manimal yaitu Paintings/Pantings, Untitled #4, Twice (Rung the Ladder), Hunted Lights, Speak in Tongues, The Hong Kong Cinema, Whores of the Orient, dan Street Haunts.(gus/jpnn)

Read More!